Rabu, 06 Juli 2011

MAKALAH BIOPORI

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa menyelesaikan tugas pembuatan RPP mengenai “Konservasi Air” dengan materi “Biopori” . Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehinga kita dapat belajar memahami tugas mengajar untuk menjadi  seorang guru.
Harapan kami sebagai penyusun, hendaknya makalah sederhana ini dapat berdaya guna dan bermanfaat untuk dipraktekkann dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, umum khususnya pada diri kami sendiri dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa di pergunakan dengan semestinya





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Banjir merupakan musuh tahunan warga di sejumlah daerah di tanah air. Pembukaan lahan, perataan tanah untuk pembangunan pemukiman dan prasarana lainnya mengakibatkan pemadatan tanah, berkurangnnya sumber bahan organik tanah, serta rusaknya liang-liang bekas penembusan dan galian fauna tanah.
Pada saat pembangunan sebagian permukaan lahan dipadatkan untuk bangunan dan prasarana jalan. Hal ini mengakibatkan sebagian besar air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah, tetapimengalir ke permukaan tanah dan dibuang melalui saluran drainase. Buruknya saluran pembuangan air (drainase) serta menurunnya daya serap tanah akibat pembangunan mengakibatkan banjir.
Guna menanggulangi masalah banjir tersebut, Ir. Kamir R. Brata, MSc., dosen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Institut Pertanian Bogor, menemukan teknologi sederhana yang disebutnya teknologi biopori. Ide pembuatan biopori muncul pada saat beliau meneliti bongkahan tanah kawasan hutan konservasi di Sumatra. Pada bongkahan itu terdapat ratusan lubang mirip terowongan yang berbentuk pori-pori. Lubang-lubang itu dibuat oleh semut, rayap, cacing, dan akar tanaman.
Satu bongkahan seukuran buah kelapa mengandung ratusan lubang yang menyerap air dikala hujan. Penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya lubang tak kasatmata yang terdapat pada bongkahan, berupa ratusan lubang biopori. Lubang-lubang ini berfungsi menyerap air, menyaring air bersih, mengurai sampah organik, serta menjaga unsur hara pada tanah.
Lubang-lubang biopori akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air dalam tanah. Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam jumlah banyak maka kemampuan sebidang tanah untuk meresapkan air akan meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah. Hal ini akan mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi.
Peningkatan jumlah biopori dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal di dalam tanah. Lubang-lubang tersebut diisi dengan bahan-bahan organik seperti daun-daun kering, potongan rumput, atau tanaman, serta sampah organik rumah tangga. Bahan-bahan organik ini dijadikan sumber energi bagi organisme hidup di dalam tanah. Peningkatan aktivitas organisme tersebut akan meningkatkan jumlah biopori yang terbentuk.

Lubang biopori merupakan teknologi sederhana untuk konservasi lahan dan penyediaan air bersih. Lubang ini dikembangkan atas dasar prinsip ekohidrologis, yaitu memperbaiki kondisi ekosistem tanah untuk perbaikan fungsi hidrologis ekosistem tersebut. Teknologi ini bisa diaplikasikan di kawasan perumahan yang 100% kedap air atau sama sekali tidak ada tanah terbuka maupun di areal persawahan yang berlokasi di kawasan perbukitan. Lubang sebaiknya dibuat di bagian tanah yang tidak terendam air atau lebih tinggi dari saluran air. Jika lubang tersebut terendam air maka fauna tanah seperti cacing, rayap, dan semut akan kekurangan oksigen. Selain itu, menyebabkan hilangnya kemampuan meresapnya air karena sudah jenuh.  
B.      Tujuan
Mahasiswa/i  dapat membuat lubang biopori untuk dapat menimalisir banjir.

C.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara membuat lubang biopori ?
2.      Mengapa dibuat lubang biopori ?
3.      Apa manfaat yang didapat dari pembuatan lubang biopori ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Konservasi Air
Konservasi air erat kaitannya dengan konservasi tanah, karena keduanya memiliki pengertian yang sama ialah konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas tanah menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin berkurang.
B.      Pengertian Biopori
Biopori adalah liang atau terowongan-terowongan kecil di dalam tanah yang terbentuk akibat aktivitas perakaran tanaman dan berbagai fauna tanah, seperti cacing, rayap, semut, dan lain-lain. Biopori yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat lewatnya air di dalam tanah sehingga memperlancar peresapan air ke dalam perkembangan akar tanaman serta populasi dan aktivitas fauna tanah.
Teknologi biopori disebut pula mulsa vertikal, karena teknologi ini mengandalkan jasa fauna tanah seperti cacing dan rayap untuk membentuk pori-pori alami di dalam tanah. Adanya sampah organik menyebabkan air bisa terserap dan struktur tanah diperbaiki. Peningkatan jumlah biopori dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal ke dalam tanah, kemudian diisi dengan bahan oganik. Bahan organik yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dapat berupa sampah organik rumah tangga, daun-daun, potongan rumput, atau vegetasi lainnya.





C.      Cara Membuat Lubang Biopori
1.      Membuat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 sampai 30 cm.
2.      Kedalaman lubang kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah.
3.      Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm.
4.      Mulut atau pangkal lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang, supaya tanah tidak jatuh ke dalam lubang (longsor).
5.      Potongan pipa paralon atau bambu betung berdiameter 10 cm juga dapat digunakan sebagai penguat mulut lubang resapan biopori.
6.      Lubang diisi dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan atau pangkasan rumput. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat menampug kurang lebih 7,8 liter sampah organik. Fauna tanah seperti cacing dan semut, akan datang dengan sendirinya ke dalam lubang untuk mencari perlindungan dan bahan makanan. Fauna tanah tersebut akan berkembang biak menciptakan biopori yang dapat mempercepat laju peresapan air dalam lubang serta mempercepat perombakan sampah organik menjadi kompos.
7.      Sampah organik perlu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
8.      Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.

D.     Lokasi Pembuatan Lubang Biopori
Lubang biopori sebaiknya dibuat di tempat-tempat dimana air akan terkumpul pada saat  hujan. Air hujan diarahkan sedemikian rupa sehingga mengalir ke lubang resapan biopori yang dibuat. Sebagai kompensasi terhadap pengerasan atau bidang kedap yang berupa bangunan, halaman yang diperkeras, jalan beraspal, atau bentuk-bentuk penutupan permukaan tanah lainnya, lubang resapan biopori tidak hanya dibuat satu buah, melainkan dibuat banyak. Lubang resapan biopori dapat dibuat pada :
·         Halaman Rumah:
Pembuatan lubang resapan biopori di halaman selain memperhatikan unsur artistik atau keindahan, sebaiknya juga memperhatikan unsur keamanan. Meskipun hanya berdiameter kecil (10 cm) tetapi dapat menyebabkan kecelakaan, terutama bagi anak-anak. Lubang resapan biopori dapat dibuat di pinggir halaman dimana air hujan dapat mengalir ke lubang yang dibuat. Pembuatan lubang resapan biopori di halaman disesuaikan dengan kontur tanah.
·         Taman Kota:
Lokasi pembuatan lubang biopori di taman dapat dilihat pada contoh gambar di atas ini. Lubang resapan biopori dibuat sesuai dengan kontur taman atau bisa pula dibuat di sekeliling pohon. Pembuatan lubang resapan biopori mengelilingi pohon juga dapat berfungsi sebagai pupuk organik bagi tanaman sekaligus meningkatkan ketersediaan cadangan air sehingga akan menyuburkan tanaman.
·         Saluran Pembuangan Air:
Lubang resapan biopori juga dapat dibuat pada saluran pembuangan air, sehingga saluran pembuangan air juga berfungsi menjadi tempat peresapan air.
Pembuatan lubang resapan biopori sebaiknya disesuaikan dengan kontur tanah yang ada atau pada dasar alur-alur yang sengaja dibuat untuk mengumpulkan serta mengarahkan air masuk ke dalam lubang biopori. Pembuatan lubang resapan biopori pada dasar alur tersebut juga cenderung lebih aman karena pada umumnya manusia tidak suka berjalan melewati daerah alur, sehingga dapat menghindari kaki terperosok ke dalam lubang.





E.       Jumlah Lubang Resapan Biopori (LRB) yang Diperlukan
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: 

Pada 100 m2 bidang kedap dengan intensitas hujan lebat 50 mm/jam dan laju peresapan air per lubang 3 l/menit atau 180 l/jam, perlu dibuat lubang resapan biopori sebanyak (50 x 10)/180 atau 28 lubang.
Apabila lubang biopori dibuat dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung sampah organik lebih kurang 7,8 l. Setiap lubang dapat diisi sampah organik selama 2 sampai 3 hari. Dengan demikian 28 lubang yang dibuat tersebut baru dapat dipenuhi sampah organik selama 56 sampai 84 hari.
Dalam selang waktu tersebut, lubang biopori yang diisi sampah organik awal sudah menjadi kompos dan siap untuk dipanen. Setelah diambil komposnya, lubang biopori tersebut dapat diisi lagi dengan sampah organik baru, begitu seterus
F.       Manfaat Tekhnologi Biopori
Setelah lubang biopori dibuat segala manfaat dapat dicapai, antara lain:
1.      Meningkatkan daya peresapan air dan cadangan air tanah.
Pembuatan lubang resapan biopori akan memperluas bidang permukaan peresapan    air seluas permukaan dinding lubang.

Suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai bidang permukaan resapan 79 cm2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 0,3 m2. Terjadi pertambahan luas bidang peresapan sampai 40 kali. Permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 100 cm yang semula mempunyai bidang permukaan bidang resapannya menjadi 3,14 m2. Terjadi pertambahan luas bidang peresapan 4 kali.
Diameter lubang yang kecil akan mempunyai pertambahan luas bidang peresapan yang lebih besar sehingga lubang resapan biopori dibuat dengan diameter kecil. Lubang resapan biopori yang dibuat dengan diameter kecil akan mengurangi beban resapan, sehingga laju peresapan air dapat dipertahankan. Beban resapan adalah volume air yang masuk ke dalam lubang dibagi luas permukaan resapan (dinding dan dasar lubang).
Peningkatan diameter lubang meningkatkan beban resapan dan mengurangi pertambahan luas bidang resapan. Kombinasi antara luas bidang resapan dan adanya biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air. Peresapan air hujan ini selain dapat mencegah banjir juga dapat meningkatkan cadangan air tanah.

2.      Mengubah Sampah Organik menjadi Kompos
Setiap rumah tangga akan menghasilkan sampah organik yang berupa sampah dapur atau sampah tanaman pekarangan yang dapat dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori. Sampah organik ini merupakan sumber energi dan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh biota tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses
dekomposisi. Sampah yang telah didekomposisi ini dikenal sebagai kompos. Melalui proses dekomposisi, lubang resapan biopori akan berfungsi sekaligus sebagai tempat pembuatan kompos. Kompos yang dihasilkan dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk berbagai jenis tanaman.

3.      Mengurangi emisi CO2 dan Metan
Sampah organik yang berupa rumput, daun-daun kering dan ranting-ranting sisa tanaman kaya akan sumber karbon. Pembakaran sampah organik akan meningkatkan emisi gas-gas seperti CO2 dan metan yang merupakan salah satu penyusun gas rumah kaca. Disinyalir peningkatan emisi gas tersebut ke atmosfir merupakan salah satu penyebab utama adanya pemanasan global yang ramai dibicarakan saat ini. Pembuangan sampah organik ke dalam lubang resapan biopori dapat memfungsikan tanah kembali sebagai penyimpan karbon, sehingga dapat mengurangi emisi karbon ke atmosfir. Karbon yang tersimpan di dalam tanah dalam bentuk humus tidak akan mudah diemisikan, bahkan dapat memelihara kesuburan tanah.

4.      Mengatasi penyebab penyakit yang ditimbulkan oleh adanya genangan air.
Permukaan tanah terbuka yang terkena sinar matahari akan ditumbuhi lumut yang dapat menyumbat pori, apalagi di daerah pemukiman yang banyak dipenuhi bangunan. Hal ini akan mengakibatkan air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Air yang tidak meresap ke dalam tanah akan menimbulkan genangan air.
Adanya genangan air yang terus menerus ini merupakan habitat yang baik bagi berkembang biaknya berbagai jenis nyamuk yang dapat menjadi pembawa penyakit, seperti malaria dan demam berdarah dengue. Pembuatan lubang resapan biopori dapat meresapkan genangan air tersebut, sehingga mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk.


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
 Mata Pelajaran          : Pendidikan Lingkungan Hidup
 Kelas/Semester          : XII IPA/1
 Alokasi Waktu            : 2 x 40 menit


A.      Standar Kompetensi          :
Memahami dan menerapakan pembuatan lubang biopori
B.      Kompetensi Dasar             :
Mengetahui manfaat dari pembuatan lubang biopori
C.      Indikator                            :
1.      Memahami pengertian dari biopori
2.      Mengetahui manfaat dibuatnya biopori
3.      Mampu menerapkan dan membuat lubang biopori minimal di sekitar rumah
D.     Tujuan Pembelajaran       :
1.      Siswa dapat memahami pengertian dari biopori
2.      Siswa dapat mengetahui manfaat dibuatnya biopori
3.      Siswa mampu menerapkan dan membuat lubang biopori di sekitar rumah
E.      Metode Pembelajaran      :
Ø  Ceramah
Ø  Penayangan Video
Ø  Diskusi Kelompok
F.       Langkah-langkah Pembelajaran   :
a.      Guru menjelaskan materi biopori kepada seluruh siswa dengan menggunakan pembelajaran visual (power point).
b.      Setelah guru menjelaskan siswa dibagi menjadi 10 kelompok.
c.       Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya dengan membahas isi dari video yang telah ditayangkan.
d.      Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi masing-masing kelompok.
e.      Guru menyimpulkan hasil diskusi.
G.     Alat dan Sumber Belajar
LCD sebagai penunjang proses belajar
H.     Penilaian Hasil Belajar
Ø  Kinerja kelompok
Ø  Sikap
I.        Evaluasi Belajar
1.      Sebutkanlah apa saja manfaat dari biopori !
2.      Apa saja yang diperlukan selama pembuatan lubang biopori serta sebutkan langkah-langkah pembuatan lubang biopori menurut pendapat kalian !





BAB III
PENUTUP
Biopori adalah liang atau terowongan-terowongan keil di dalam tanah yang terbentuk akibat aktivitas perakaran tanaman dan berbagai fauna tanah, seperti cacing, rayap, dan semut. Teknologi biopori bermanfaat untuk meningkatkan daya peresapan air dan cadangan air tanah, mengubah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi CO2 dan metan, serta mengatasi penyebab penyakit yang ditimbulkan oleh adanya genangan air. Peningkatan biopori dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal di dalam tanah yang diisi dengan sampah organik. Lubang resapan biopori dapat dibuat di halaman, taman, ataupun saluran air.



 DAFTAR PUSTAKA
  1. Anonim 1. 2007. Atasi masalah lingkungan dalam skala rumah tangga dengan lubang resapan biopori. Jakarta: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup daerah (BPLHD) Kotamadya Jakarta Selatan.
  2. Anonim 2. 2008. Bumiku panas. http:wongtmgloveaworld.blogspot.com. Diakses 4 April 2008.
  3. Anonim 3. 2008. Biopori, teknologi tepat guna ramah lingkungan. http://biopori.com. Diakses 4 April 2008.
  4. Anonim 4. 2007. Lubang Mini Penyerap Air.
    http://www.ampl.or.id/detai/detail01.php?tp=artikel&jns=wawasan&kode=1674.
    Diakses 04 Juni 2008.
  5. Anonim 5. 2008. Lubang resapan biopori kurangi banjir. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0704/09/ipt02.html.
    Diakses 4 April 2008.
  6. Dodo. 2007. Arsitek pakailah biopori!, http://suparlan.com.
    Diakses 20 Maret 2008.
  7. Kamir R. 2007. Pelestarian lingkungan hidup dengan teknologi tepat guna lubang resapan biopori. Dalam: Acara Pelestarian Lingkungan Hidup melalui Program Lubang Resapan Biopori di SMP Negeri 68, Jakarta 24 Desember 2007.
8.       Soedargo, Soehartono. Tangkal banjir dengan biopori. Intisari (Desember) 2007: 108-109

0 komentar:

Posting Komentar

MAKALAH BIOPORI

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa menyelesaikan tugas pembuatan RPP mengenai “Konservasi Air” dengan materi “Biopori” . Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehinga kita dapat belajar memahami tugas mengajar untuk menjadi  seorang guru.
Harapan kami sebagai penyusun, hendaknya makalah sederhana ini dapat berdaya guna dan bermanfaat untuk dipraktekkann dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, pelajar, umum khususnya pada diri kami sendiri dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa di pergunakan dengan semestinya





BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Banjir merupakan musuh tahunan warga di sejumlah daerah di tanah air. Pembukaan lahan, perataan tanah untuk pembangunan pemukiman dan prasarana lainnya mengakibatkan pemadatan tanah, berkurangnnya sumber bahan organik tanah, serta rusaknya liang-liang bekas penembusan dan galian fauna tanah.
Pada saat pembangunan sebagian permukaan lahan dipadatkan untuk bangunan dan prasarana jalan. Hal ini mengakibatkan sebagian besar air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah, tetapimengalir ke permukaan tanah dan dibuang melalui saluran drainase. Buruknya saluran pembuangan air (drainase) serta menurunnya daya serap tanah akibat pembangunan mengakibatkan banjir.
Guna menanggulangi masalah banjir tersebut, Ir. Kamir R. Brata, MSc., dosen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Institut Pertanian Bogor, menemukan teknologi sederhana yang disebutnya teknologi biopori. Ide pembuatan biopori muncul pada saat beliau meneliti bongkahan tanah kawasan hutan konservasi di Sumatra. Pada bongkahan itu terdapat ratusan lubang mirip terowongan yang berbentuk pori-pori. Lubang-lubang itu dibuat oleh semut, rayap, cacing, dan akar tanaman.
Satu bongkahan seukuran buah kelapa mengandung ratusan lubang yang menyerap air dikala hujan. Penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya lubang tak kasatmata yang terdapat pada bongkahan, berupa ratusan lubang biopori. Lubang-lubang ini berfungsi menyerap air, menyaring air bersih, mengurai sampah organik, serta menjaga unsur hara pada tanah.
Lubang-lubang biopori akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air dalam tanah. Bila lubang-lubang seperti ini dibuat dalam jumlah banyak maka kemampuan sebidang tanah untuk meresapkan air akan meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah. Hal ini akan mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi.
Peningkatan jumlah biopori dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal di dalam tanah. Lubang-lubang tersebut diisi dengan bahan-bahan organik seperti daun-daun kering, potongan rumput, atau tanaman, serta sampah organik rumah tangga. Bahan-bahan organik ini dijadikan sumber energi bagi organisme hidup di dalam tanah. Peningkatan aktivitas organisme tersebut akan meningkatkan jumlah biopori yang terbentuk.

Lubang biopori merupakan teknologi sederhana untuk konservasi lahan dan penyediaan air bersih. Lubang ini dikembangkan atas dasar prinsip ekohidrologis, yaitu memperbaiki kondisi ekosistem tanah untuk perbaikan fungsi hidrologis ekosistem tersebut. Teknologi ini bisa diaplikasikan di kawasan perumahan yang 100% kedap air atau sama sekali tidak ada tanah terbuka maupun di areal persawahan yang berlokasi di kawasan perbukitan. Lubang sebaiknya dibuat di bagian tanah yang tidak terendam air atau lebih tinggi dari saluran air. Jika lubang tersebut terendam air maka fauna tanah seperti cacing, rayap, dan semut akan kekurangan oksigen. Selain itu, menyebabkan hilangnya kemampuan meresapnya air karena sudah jenuh.  
B.      Tujuan
Mahasiswa/i  dapat membuat lubang biopori untuk dapat menimalisir banjir.

C.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara membuat lubang biopori ?
2.      Mengapa dibuat lubang biopori ?
3.      Apa manfaat yang didapat dari pembuatan lubang biopori ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Konservasi Air
Konservasi air erat kaitannya dengan konservasi tanah, karena keduanya memiliki pengertian yang sama ialah konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas tanah menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin berkurang.
B.      Pengertian Biopori
Biopori adalah liang atau terowongan-terowongan kecil di dalam tanah yang terbentuk akibat aktivitas perakaran tanaman dan berbagai fauna tanah, seperti cacing, rayap, semut, dan lain-lain. Biopori yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat lewatnya air di dalam tanah sehingga memperlancar peresapan air ke dalam perkembangan akar tanaman serta populasi dan aktivitas fauna tanah.
Teknologi biopori disebut pula mulsa vertikal, karena teknologi ini mengandalkan jasa fauna tanah seperti cacing dan rayap untuk membentuk pori-pori alami di dalam tanah. Adanya sampah organik menyebabkan air bisa terserap dan struktur tanah diperbaiki. Peningkatan jumlah biopori dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal ke dalam tanah, kemudian diisi dengan bahan oganik. Bahan organik yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dapat berupa sampah organik rumah tangga, daun-daun, potongan rumput, atau vegetasi lainnya.





C.      Cara Membuat Lubang Biopori
1.      Membuat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 sampai 30 cm.
2.      Kedalaman lubang kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah.
3.      Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm.
4.      Mulut atau pangkal lubang dapat diperkuat dengan adukan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang, supaya tanah tidak jatuh ke dalam lubang (longsor).
5.      Potongan pipa paralon atau bambu betung berdiameter 10 cm juga dapat digunakan sebagai penguat mulut lubang resapan biopori.
6.      Lubang diisi dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan atau pangkasan rumput. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat menampug kurang lebih 7,8 liter sampah organik. Fauna tanah seperti cacing dan semut, akan datang dengan sendirinya ke dalam lubang untuk mencari perlindungan dan bahan makanan. Fauna tanah tersebut akan berkembang biak menciptakan biopori yang dapat mempercepat laju peresapan air dalam lubang serta mempercepat perombakan sampah organik menjadi kompos.
7.      Sampah organik perlu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
8.      Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.

D.     Lokasi Pembuatan Lubang Biopori
Lubang biopori sebaiknya dibuat di tempat-tempat dimana air akan terkumpul pada saat  hujan. Air hujan diarahkan sedemikian rupa sehingga mengalir ke lubang resapan biopori yang dibuat. Sebagai kompensasi terhadap pengerasan atau bidang kedap yang berupa bangunan, halaman yang diperkeras, jalan beraspal, atau bentuk-bentuk penutupan permukaan tanah lainnya, lubang resapan biopori tidak hanya dibuat satu buah, melainkan dibuat banyak. Lubang resapan biopori dapat dibuat pada :
·         Halaman Rumah:
Pembuatan lubang resapan biopori di halaman selain memperhatikan unsur artistik atau keindahan, sebaiknya juga memperhatikan unsur keamanan. Meskipun hanya berdiameter kecil (10 cm) tetapi dapat menyebabkan kecelakaan, terutama bagi anak-anak. Lubang resapan biopori dapat dibuat di pinggir halaman dimana air hujan dapat mengalir ke lubang yang dibuat. Pembuatan lubang resapan biopori di halaman disesuaikan dengan kontur tanah.
·         Taman Kota:
Lokasi pembuatan lubang biopori di taman dapat dilihat pada contoh gambar di atas ini. Lubang resapan biopori dibuat sesuai dengan kontur taman atau bisa pula dibuat di sekeliling pohon. Pembuatan lubang resapan biopori mengelilingi pohon juga dapat berfungsi sebagai pupuk organik bagi tanaman sekaligus meningkatkan ketersediaan cadangan air sehingga akan menyuburkan tanaman.
·         Saluran Pembuangan Air:
Lubang resapan biopori juga dapat dibuat pada saluran pembuangan air, sehingga saluran pembuangan air juga berfungsi menjadi tempat peresapan air.
Pembuatan lubang resapan biopori sebaiknya disesuaikan dengan kontur tanah yang ada atau pada dasar alur-alur yang sengaja dibuat untuk mengumpulkan serta mengarahkan air masuk ke dalam lubang biopori. Pembuatan lubang resapan biopori pada dasar alur tersebut juga cenderung lebih aman karena pada umumnya manusia tidak suka berjalan melewati daerah alur, sehingga dapat menghindari kaki terperosok ke dalam lubang.





E.       Jumlah Lubang Resapan Biopori (LRB) yang Diperlukan
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: 

Pada 100 m2 bidang kedap dengan intensitas hujan lebat 50 mm/jam dan laju peresapan air per lubang 3 l/menit atau 180 l/jam, perlu dibuat lubang resapan biopori sebanyak (50 x 10)/180 atau 28 lubang.
Apabila lubang biopori dibuat dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung sampah organik lebih kurang 7,8 l. Setiap lubang dapat diisi sampah organik selama 2 sampai 3 hari. Dengan demikian 28 lubang yang dibuat tersebut baru dapat dipenuhi sampah organik selama 56 sampai 84 hari.
Dalam selang waktu tersebut, lubang biopori yang diisi sampah organik awal sudah menjadi kompos dan siap untuk dipanen. Setelah diambil komposnya, lubang biopori tersebut dapat diisi lagi dengan sampah organik baru, begitu seterus
F.       Manfaat Tekhnologi Biopori
Setelah lubang biopori dibuat segala manfaat dapat dicapai, antara lain:
1.      Meningkatkan daya peresapan air dan cadangan air tanah.
Pembuatan lubang resapan biopori akan memperluas bidang permukaan peresapan    air seluas permukaan dinding lubang.

Suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm yang semula mempunyai bidang permukaan resapan 79 cm2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 0,3 m2. Terjadi pertambahan luas bidang peresapan sampai 40 kali. Permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diameter 100 cm yang semula mempunyai bidang permukaan bidang resapannya menjadi 3,14 m2. Terjadi pertambahan luas bidang peresapan 4 kali.
Diameter lubang yang kecil akan mempunyai pertambahan luas bidang peresapan yang lebih besar sehingga lubang resapan biopori dibuat dengan diameter kecil. Lubang resapan biopori yang dibuat dengan diameter kecil akan mengurangi beban resapan, sehingga laju peresapan air dapat dipertahankan. Beban resapan adalah volume air yang masuk ke dalam lubang dibagi luas permukaan resapan (dinding dan dasar lubang).
Peningkatan diameter lubang meningkatkan beban resapan dan mengurangi pertambahan luas bidang resapan. Kombinasi antara luas bidang resapan dan adanya biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan tanah dalam meresapkan air. Peresapan air hujan ini selain dapat mencegah banjir juga dapat meningkatkan cadangan air tanah.

2.      Mengubah Sampah Organik menjadi Kompos
Setiap rumah tangga akan menghasilkan sampah organik yang berupa sampah dapur atau sampah tanaman pekarangan yang dapat dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori. Sampah organik ini merupakan sumber energi dan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh biota tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses
dekomposisi. Sampah yang telah didekomposisi ini dikenal sebagai kompos. Melalui proses dekomposisi, lubang resapan biopori akan berfungsi sekaligus sebagai tempat pembuatan kompos. Kompos yang dihasilkan dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk berbagai jenis tanaman.

3.      Mengurangi emisi CO2 dan Metan
Sampah organik yang berupa rumput, daun-daun kering dan ranting-ranting sisa tanaman kaya akan sumber karbon. Pembakaran sampah organik akan meningkatkan emisi gas-gas seperti CO2 dan metan yang merupakan salah satu penyusun gas rumah kaca. Disinyalir peningkatan emisi gas tersebut ke atmosfir merupakan salah satu penyebab utama adanya pemanasan global yang ramai dibicarakan saat ini. Pembuangan sampah organik ke dalam lubang resapan biopori dapat memfungsikan tanah kembali sebagai penyimpan karbon, sehingga dapat mengurangi emisi karbon ke atmosfir. Karbon yang tersimpan di dalam tanah dalam bentuk humus tidak akan mudah diemisikan, bahkan dapat memelihara kesuburan tanah.

4.      Mengatasi penyebab penyakit yang ditimbulkan oleh adanya genangan air.
Permukaan tanah terbuka yang terkena sinar matahari akan ditumbuhi lumut yang dapat menyumbat pori, apalagi di daerah pemukiman yang banyak dipenuhi bangunan. Hal ini akan mengakibatkan air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Air yang tidak meresap ke dalam tanah akan menimbulkan genangan air.
Adanya genangan air yang terus menerus ini merupakan habitat yang baik bagi berkembang biaknya berbagai jenis nyamuk yang dapat menjadi pembawa penyakit, seperti malaria dan demam berdarah dengue. Pembuatan lubang resapan biopori dapat meresapkan genangan air tersebut, sehingga mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk.


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
 Mata Pelajaran          : Pendidikan Lingkungan Hidup
 Kelas/Semester          : XII IPA/1
 Alokasi Waktu            : 2 x 40 menit


A.      Standar Kompetensi          :
Memahami dan menerapakan pembuatan lubang biopori
B.      Kompetensi Dasar             :
Mengetahui manfaat dari pembuatan lubang biopori
C.      Indikator                            :
1.      Memahami pengertian dari biopori
2.      Mengetahui manfaat dibuatnya biopori
3.      Mampu menerapkan dan membuat lubang biopori minimal di sekitar rumah
D.     Tujuan Pembelajaran       :
1.      Siswa dapat memahami pengertian dari biopori
2.      Siswa dapat mengetahui manfaat dibuatnya biopori
3.      Siswa mampu menerapkan dan membuat lubang biopori di sekitar rumah
E.      Metode Pembelajaran      :
Ø  Ceramah
Ø  Penayangan Video
Ø  Diskusi Kelompok
F.       Langkah-langkah Pembelajaran   :
a.      Guru menjelaskan materi biopori kepada seluruh siswa dengan menggunakan pembelajaran visual (power point).
b.      Setelah guru menjelaskan siswa dibagi menjadi 10 kelompok.
c.       Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya dengan membahas isi dari video yang telah ditayangkan.
d.      Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusi masing-masing kelompok.
e.      Guru menyimpulkan hasil diskusi.
G.     Alat dan Sumber Belajar
LCD sebagai penunjang proses belajar
H.     Penilaian Hasil Belajar
Ø  Kinerja kelompok
Ø  Sikap
I.        Evaluasi Belajar
1.      Sebutkanlah apa saja manfaat dari biopori !
2.      Apa saja yang diperlukan selama pembuatan lubang biopori serta sebutkan langkah-langkah pembuatan lubang biopori menurut pendapat kalian !





BAB III
PENUTUP
Biopori adalah liang atau terowongan-terowongan keil di dalam tanah yang terbentuk akibat aktivitas perakaran tanaman dan berbagai fauna tanah, seperti cacing, rayap, dan semut. Teknologi biopori bermanfaat untuk meningkatkan daya peresapan air dan cadangan air tanah, mengubah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi CO2 dan metan, serta mengatasi penyebab penyakit yang ditimbulkan oleh adanya genangan air. Peningkatan biopori dapat dilakukan dengan membuat lubang vertikal di dalam tanah yang diisi dengan sampah organik. Lubang resapan biopori dapat dibuat di halaman, taman, ataupun saluran air.



 DAFTAR PUSTAKA
  1. Anonim 1. 2007. Atasi masalah lingkungan dalam skala rumah tangga dengan lubang resapan biopori. Jakarta: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup daerah (BPLHD) Kotamadya Jakarta Selatan.
  2. Anonim 2. 2008. Bumiku panas. http:wongtmgloveaworld.blogspot.com. Diakses 4 April 2008.
  3. Anonim 3. 2008. Biopori, teknologi tepat guna ramah lingkungan. http://biopori.com. Diakses 4 April 2008.
  4. Anonim 4. 2007. Lubang Mini Penyerap Air.
    http://www.ampl.or.id/detai/detail01.php?tp=artikel&jns=wawasan&kode=1674.
    Diakses 04 Juni 2008.
  5. Anonim 5. 2008. Lubang resapan biopori kurangi banjir. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0704/09/ipt02.html.
    Diakses 4 April 2008.
  6. Dodo. 2007. Arsitek pakailah biopori!, http://suparlan.com.
    Diakses 20 Maret 2008.
  7. Kamir R. 2007. Pelestarian lingkungan hidup dengan teknologi tepat guna lubang resapan biopori. Dalam: Acara Pelestarian Lingkungan Hidup melalui Program Lubang Resapan Biopori di SMP Negeri 68, Jakarta 24 Desember 2007.
8.       Soedargo, Soehartono. Tangkal banjir dengan biopori. Intisari (Desember) 2007: 108-109

0 komentar:

Posting Komentar